SELAMAT ULANG TAHUN KE-44 SMP NEGERI 3 DEPOK SLEMAN
“Mikul Dhuwur, Mendem Jero” – Sleman, 30 Juli 2024
AKU ADALAH (BEBAN) GURUKU
Setiap guru di masa sekarang adalah peserta didik di masa lalu. Harapan guru di masa lalu tidak jauh berbeda dengan guru di masa sekarang maupun kelak di masa depan. Setiap guru memiliki cita-cita menghasilkan peserta didik yang pandai dalam segala bidang ilmu dan keterampilan agar di masa mendatang peserta didik menjadi orang yang sukses. Lalu, apakah kita yang sekarang menjadi guru sudah sukses sesuai yang dicita-citakan guru-guru kita saat di masa sekolah dasar, menengah, maupun tinggi? Mari kita sejenak merefleksikan diri kita terhadap jasa-jasa guru kita dulu, terutama kita sebagai guru dalam Mata Pelajaran Matematika dan IPA yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Mata Pelajaran yang dulu dan saat ini banyak peserta didik yang bertanya “Mengapa harus ada Matematika dan IPA di dunia ini?”
Matematika dan IPA mengajari peserta didik agar kritis dalam hal perhitungan yang sistematis dan logis. Sebagian peserta didik menyukainya dan sebagian lagi lainnya tidak menyukainya. Harapan dari guru kita dulu, kita bisa menjadi orang yang mampu memperhitungkan situasi dan kondisi secara sistematis agar bisa mencapai cita-cita Nasional “mencerdaskan kehidupan bangsa”, memanfaatkan ilmu yang telah diberikan untuk memberi manfaat terhadap banyak orang di masa mendatang. Masa sekarang, saat kita diberikan kesempatan bertemu dengan guru-guru kita dulu dan mereka mengetahui kita telah menjadi guru juga seperti mereka maka dalam hati mereka sangat bersyukur dan merasa telah sukses mendidik dan membimbing kita yang dulu anak-anak dan sekarang telah menjadi guru seperti mereka. Lalu, benarkah guru-guru kita telah sukses dengan kondisi kita saat ini? Mari kita sedikit melihat diri kita dan membayangkan wajah guru-guru kita terdahulu.
Salah satu indikator guru yang berhasil mendidik peserta didiknya adalah menjadikan peserta didiknya lebih pandai darinya saat itu. Mungkin, dalam hati mereka sudah bersyukur dan berharap bisa menjadi amal jariyah. Namun, bagaimana jika ilmu dan keterampilan matematis dan sistematis yang pernah diberikan ternyata digunakan untuk hal negatif? Karena kita sudah merasakan punya jabatan sebagai guru dan mampu memberi pengaruh, lalu ilmu matematis yang diberikan guru matematika kita dulu di saat ini kita gunakan untuk korupsi dana sekolah, ilmu sistematis yang diberikan oleh guru IPA kita dulu di saat ini kita gunakan untuk bersilat lidah membuat pembicaraan-pembicaraan yang logis dan ilmiah agar bisa membuat orang lain percaya kemudian kita manfaatkan. Apakah itu semua bisa menjadi amal jariyah guru-guru kita? Atau justru ilmu yang diberikan menjadi sebuah dosa jariyah dan beban terhadap guru-guru kita dulu?
Mari sejenak kita merenung dan melihat diri kita sendiri, karena setiap yang ditanam akan dipanen. Maka, alangkah baiknya di moment hari guru ulang tahun sekolah yang ke-44 di tahun 2024 ini kita sedikit melihat ke masa lalu dan memperbaiki masa sekarang dan masa depan. Beriringan dengan tema “mikul dhuwur, mendhem jero” ini mari kita merdekakan guru-guru kita dulu dari dosa-dosa jariyah yang kita bebankan kepada mereka, padahal merekalah yang telah memberikan ilmu dan keterampilannya kepada kita hingga bisa dikeadaan saat ini. Mari kita perbaiki mulai dari diri sendiri agar di masa mendatang peserta didik yang saat ini masih di bangku SMP menjadi orang yang sukses dan mampu mengamalkan ilmu yang kita berikan untuk hal-hal kebaikan.
Makna tema “mikul dhuwur, mendhem jero” bagi kami bukan hanya tentang menjunjung tinggi nama baik/prestasi sekolah dan memendam sedalam mungkin aib/keburukan sekolah, namun lebih kearah memperbaiki diri menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dan mengurangi segala bentuk kesalahan dihari ini maupun masa mendatang. Setiap kehidupan adalah pilihan, setiap pilihan memiliki dampak. Pilihan yang baik bukan yang memiliki banyak manfaat, tetapi pilihan yang baik adalah pilihan yang memiliki sedikit kerugian (mudharat) karena sedalam apapun aib/keburukan ditutupi pada akhirnya akan ketahuan juga.
Apakah kita mau diberikan dosa jariyah yang menjadi beban dikemudian hari oleh peserta didik kita saat ini? Jawabannya pasti tidak mau. Maka, kita juga jangan memberikan beban tersebut kepada guru-guru kita dulu semasa sekolah karena menjadi guru adalah sesuatu hal yang mulia dengan banyak risiko yang mengelilingi di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Aku adalah guru bagi diriku dan peserta didikku. Masa sekarang, banyak orang diam disekitar kita bukan berarti mereka tidak faham dengan situasi dan kondisi, mereka faham namun memilih diam dan membiarkan Kuasa Tuhan yang berjalan karena sadar bahwa manusia adalah hamba, hamba yang tidak bisa mengetahui terlebih dahulu dan mengetahui lebih banyak dari Kuasa Tuhan.
Setiap orang pasti mempunyai mimpi, begitu juga dengan kita dan peserta didik kita. Namun, yang terpenting bukan seberapa besar mimpi yang dimiliki tapi seberapa besar usaha yang dilakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut menjadi sempurna.
Selamat ulang tahun SMP Negeri 3 Depok Sleman tercinta yang ke-44, semoga bisa menjadi tempat tumbuhnya para generasi berakhlak yang akan memimpin Indonesia kelak. Aamiin….
Disusun oleh Guru Matematika dan IPA SMP Negeri 3 Depok Sleman:
- Isgiyarta, A.Md. Matematika
- Arvi Budiarto, S.Pd. Matematika
- Surti Handayani, S.Pd. IPA
- Muhammad Ali Imron Sadewo, M.Pd. IPA