Senja, Cinta, dan HUT Dega
SMP N 3 DEPOK, berulang tahun ke 44, pada tanggal 30 Juli 2024.
Berdirinya SMP N 3 Depok, diawali dengan pembukaan sekolah baru dengan nama SMP N 1 DEPOK, sesuai SK, No. 0206/O/1980, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 30 Juli 1980. Selanjutnya berubah menjadi SLTP Ngeri 3 Depok dengan SK no.340/O/1997 tanggal 7 Maret 1997. Jadi Hari Ulang Tahun sekolah ditetapkan setiap tanggal 30 Juli. Hari ini sebagai ungkapan dan kesan terhadap Ulatah ke 44, dari Bapak ibu guru rumpun Bahasa, menyajikan tulisan dengan Judul Senja, Cinta, dan HUT Dega, selamat berlietarsi….
Saat senja menyelinap samar di cakrawala, cakrawala yang memerah seolah mengundang kita untuk merenung dan menikmati hangatnya semesta. Senja, dengan segala keindahannya, sering kali menjadi simbol dari transisi dan perubahan. Pada detik dan menit yang sama, perayaan HUT sekolah menjadi momen penting yang menandai perjalanan panjang dan pencapaian bersama.
Senja bukan hanya tentang keindahan, tetapi juga simbol perubahan. Sama halnya dengan perjalanan sekolah, di mana setiap tahunnya membawa perubahan dan perkembangan bagi siswa. Momen senja sering kali mengingatkan kita untuk menghargai setiap detik yang berlalu dan meresapi perjalanan yang telah kita lalui.
Dalam konteks HUT sekolah, cinta dapat diejawantahkan sebagai dedikasi yang mengikat semua anggota komunitas sekolah. Cinta terhadap pendidikan, terhadap teman, dan terhadap sekolah itu sendiri memotivasi kita untuk berusaha lebih keras dan mencapai lebih banyak. Perayaan HUT sekolah adalah waktu yang tepat untuk merayakan cinta tersebut dan mengapresiasi semua usaha dan kerja keras yang telah dilakukan.
Perayaan HUT sekolah adalah kesempatan untuk menilai pencapaian yang telah diraih dan merencanakan langkah ke depan. Ini adalah saat untuk merayakan berbagai keberhasilan, baik akademis maupun non-akademis, serta menghargai kontribusi semua pihak dalam proses pembelajaran. Acara ini sering kali diisi dengan berbagai kegiatan seperti lomba, pertunjukan seni, dan kegiatan sosial yang mempererat hubungan antar siswa, guru, dan orang tua.
Dalam HUT Dega yang ke-44 ini, Dega mengambil tema “mikul dhuwur mendhem jero”. “Mikul dhuwur” berarti mengangkat atau menghormati sesuatu yang tinggi atau luhur, sementara “mendhem jero” berarti menyimpan atau menjaga sesuatu dengan mendalam dan penuh perhatian. Secara keseluruhan, pepatah ini mengajarkan kita untuk menghormati nilai-nilai luhur dan warisan budaya yang kita miliki, serta menjaga dan melestarikannya dengan baik. Bagi warga Dega, memahami dan mengaplikasikan pepatah ini sangat penting. Pendidikan tidak hanya mengenai pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan pemahaman budaya. Dengan menghargai dan menjaga nilai-nilai budaya, siswa akan belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab dan kedewasaan dalam menjalani kehidupan. Hal tersebut juga merupakan salah satu wujud implementasi penguatan karakter positif yang diterapkan di Dega.
Menengok kembali romansa senja dan HUT Dega kita dapat melihat bahwa keduanya mengajarkan kita tentang refleksi dan apresiasi. Senja mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dan menghargai momen, sementara HUT Dega mengingatkan kita untuk merayakan pencapaian dan berkomitmen untuk masa depan. Keduanya mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan: refleksi atas apa yang telah dicapai dan semangat untuk terus maju.
Senja, cinta, dan HUT Dega adalah tiga elemen yang ketika digabungkan, menciptakan gambaran yang indah tentang perjalanan hidup. Senja mengajak kita untuk merenung, cinta memberikan energi dan motivasi, dan HUT sekolah merayakan pencapaian serta komitmen untuk masa depan. Selamat 44 tahun Dega, tumbuhkan cita dan asa, seindah senja, semurni cinta.
Penulis:
Rumpun Bahasa SMP Dega
- Bibit Madi Hartono
- Wirani Rahmawuryanti
- Pramesti
- Tika Moreta
- Safitri Nur Khoiriyah
- Aan Andriyan
- Abdul Azis Gumilang